Apa yang membuat saya antusias? Ya tentu siapa
yang tidak kenal dengan Alfamart. Jaringan toko retail terbesar di Indonesia
itu ingin berbagi ilmu manajemen.
Memang ditujukan untuk para pemilik warung dan
toko-toko eceran kecil, saya bersama rekan-rekan blogger dan penulis dari FLP
merasa kecipratan ilmu tentang manajemen ritel.
Sebenarnya tujuan kami para blogger di
kegiatan tersebut adalah atas undangan dari pihak Alfamart melalui Ibu Elisa
Refila. Blogger yang mengkoordinir kami
adalah Ibu Lina dari Cikampek, tengkyu ya bu.
Alfamart rupanya dengan menggandeng para
blogger, ingin menanamkan branding positif di ranah maya. Blogger juga pemain
sosial media, satu kayuh dua pulau terlampuai.
Sangat baik sekali menurut saya, apa yang
ingin dilakukan Alfamart dibanding kompetitornya. Mengingat sekarang ini memang
santer sekali tuduhan minimarket yang berpengaruh negatif pada pertumbuhan dan
pergerakan ekonomi dan usaha rakyat terutama warung eceran dan toko-toko kecil.
Dengan menggandeng mereka, para pemilik warung
dan toko yang memang pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Alfamart
mungkin akan mendorong mereka menjadi lebih baik.
Saya bukan blogger senior seperti pak Badar
dan kang Ianx (yang ini ketuanya komunitas blogger Karawang). Bahkan blog saya
ini malah berbicara tentang Android dan aplikasi-aplikasi keren. Meski
demikian, berbekal ingatan saya yang bersemangat mengikuti kegiatan pelatihan,
rekaman video, foto-foto, serta print out berlembar-lembar dari panitia,
membuat saya bisa sedikit merinci kegiatan pelatihan manajemen ritel untuk UMKM
dari Alfamart ini.
Saya membonceng pak Badar di atas motor
saktinya menerobos kemacetan khas Johar Lamaran dan panasnya pagi menjelang
siang di cuaca musim ini.
Lokasi kantor sekaligus gudang Alfamart
Karawang, cukup mudah, di sebelah kiri jalan baru, karena memang kami dari arah
Lamaran.
Sesampainya di depan sekurity, saya sempet
shock karena kelupaan membawa KTP, untungnya pak Badar bisa meyakinkan mas-mas
di pos Jaga depan. Saya sempet mendengar mas
satpam menanyakan sepatu. Wah untungnya pake sepatu meski dekil.
Celana panjang yang saya kenakan memang agak
dekil, mengingat tadi pagi ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan di
bagian finishing percetakan Ayu, tempat saya dan pak Badar bekerja.
Setelah memarkir kendaraan di area parkir 2
tingkat nan luas namun padat, saya bisa
membayangkan jika karyawan gudang kantor dari pemilik jaringan toko-toko
ber AC se-Indonesia cabang Karawang ini
sangat banyak. Gedung lebih mirip pabrik-pabrik di kawasan KIIC yang saya
kenal.
Memasuki ruang training, kami disambut oleh
beberapa official dari Alfamart. Nampak beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu dari
peserta training yang datang lebih awal.
Ternyata mereka adalah para pemilik warung
pelaku UMKM yang sedang dibina oleh Alfamart.
Setelah semua peserta berkumpul, sesi
foto-foto tidak resmi kami lewati, mulailah ibu Elisa membuka kegiatan
pelatihan dan kemudian, saya lupa namanya ada bapak-bapak dari Alfamart
memberikan sambutan.
Acara inti adalah presentasi oleh pak Akmal
Maulana, beliau ini adalah Member Relations Coordinator Alfamart Karawang.
Mengikuti presentasi yang beliau bawakan
dengan lugas dan mudah dimengerti, saya pribadi, dan mungkin blogger lain saya
yakin malah tertarik untuk jadi pelaku UMKM dan
bermitra dengan Alfamart.
Dibuka dengan slide berjudul "apa yang
diharapkan?". Saya mengartikannya adalah harapan dari terlaksanakannya
training Manajemen Ritel bagi UMKM Karawang. Ya memang slide demi slide bisa saya jabarkan sebagai
berikut:
Harapan dari training ini adalah peserta
training mampu mengetahui cara mengelola warung dengan baik dengan pendekatan
retail.
Istilah retail sendiri adalah suatu usaha yang
menjual barang atau jasa secara eceran untuk memenuhi kebutuhan pribadi keluarga
atau rumah tangga.
Di Indonesia, fenomena retail modern memang
sudah akrab pada 2 dekade terakhir ini. Beberapa minimakert yang populer selain
Alfamart adalah Indomart, Yomart dan sebagainya. Di lain sisi, para pemain
supermarket adalah di antaranya Superindo, Hero, Hari-hari, dst.
Adapun Circel K dan AMPM semisalnya disebut
Convinience Store, sementara itu Carrefour, Giant, Hypermart dan kawan-kawannya
masuk dalam kategori Hypermart.
Untuk saat ini, keberadaan warung dan
toko-toko kecil sebagai retail pendahulu di Indonesia, keberadaannya mulai
tergeser secara kepopulerannya oleh ritel-ritel modern. Inilah mengapa gambaran
ketergeseran tersebut akan direformasi oleh Alfamart melalui pelatihan manajemen
ritel bagi UMKM ini.
Warung sebagai usaha perekonomian memang
banyak dipilih karena selian modal yang relatif kecil, pengelolaannya juga
mudah, untung yang lumayan dan tahan terhadap krisis karena menjual kebutuhan
pokok.
Pada dasarnya warung dan toko eceran kecil
adalah bagian dari wirausaha. Wirausaha adalah sendi ekonomi bangsa manapun.
Perekonomian rakyat menurut saya bisa bangkit
jiga iklim wirausaha dikembangkan dan
difasilitasi oleh pihak-pihak terkait secara signifikan.
Apa saja keuntungan wirausaha? Menurut pak
Akmal dalam presentasinya, ada 3 keuntungan utama:
1. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
2. Memperkuat perekonomian Indonesia, dan
3. Mengurangi angka pengangguran dan
kemiskinan.
Berdagang sebagai bagian dari wirausaha paling
populer, pada hakekatnya adalah perputaran siklus barang dagangan, penjualan, keuntungan, biaya
operasional, dan pembukuan.
Seorang pedagang yang baik, menurut pak Akmal,
harus mengenal produk yang akan dijual dan harus mengenal lingkungan sekitar.
Apa tujuannya?
Tujuannya tentu agar terpenuhinya kebutuhan
dan minat pembeli dan memaksimalkan penjualan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Bagaimana menentukan produk jual. Dalam
menentukan produk jual ada tiga faktor yang harus dilakukan yaitu:
1. Bagaimana memilih produk yang akan dijual?
2. Apakah produk yang dijual sudah memenuhi
kebutuhan konsumen?
3. Bagaimana memaksimalkan keuntungan dari
produk yang dijual?
Sebagai pemilik warung eceran, penjual harus
mampu memilah-milah produk dari jenis-jenisnya.
Ada 4 jenis produk ritel yaitu:
1. Rutin, yang merupakan kebutuhan
pokok/harian pelanggan seperti beras, gula pasir, mie instan, teh, kopi, sabun
mandi, pasta gigi, dll.
2. Tujuan, yang merupakan tujuan pembelian
oleh konsumen seperti obat, gas, galon, pulsa, dll.
3. Spontan, yang merupakan pembelian tidak
terencana atau bisa juga barang pelengkap seperti mainan anack, snack, permen,
dsb.
4. Musiman, yaitu produk yang laku /
dibutuhkan saat tertentu seperti lebaran, tahun baru, natal.
Barang produk musiman di antaranya adalah sirup, roti, kaleng, terompet, layang, dsb.
Barang produk musiman di antaranya adalah sirup, roti, kaleng, terompet, layang, dsb.
Setelah memahami jenis-jenis produk dan bisa
memilahnya dengan baik, selanjutnya peserta training pelatihan manajemen ritel
bagi UMKM 2017 Alfamart ini adalah mengetahui bagaimana cara memilih produk
jual.
Memilih produk jual adalah berdasarkan 3 hal:
1. Permintaan yang banyak; biasanya dibeli
oleh lebih dari 60 % pelanggan. Misalnya pelanggan 100 orang, maka barang
tersebut dibeli oleh lebih dari 60 pelanggan.
2. Produk dengan keuntungan besar. Produk
dengan keuntungan besar yaitu produk yang bisa mendatangkan keuntungan lebih
dari 30%. Misalkan keuntungn bersih per hari adalah seratus ribu, maka tiga
puluh ribunya didapatkan dari penjualan stu jenis barang.
3. Produk khusus. Produk khusus yang dipilih
ini karena produk tersebut bisa memenuhi kebutuhan sebagian konsumen saja.
Biasanya poduk khusus tersebut menghasilkan keuntungan yang besar.
Yang perlu diperhatikan dalam memilih produk
jual adalah keuntungan yang wajar, antara sepuluh hingga duapuluh dari harga
beli. Selain itu diperhatikan juga persaingan harga dengan warung-warung lain.
Perhitungan biaya operasional juga harus
diperhatikan. Biaya ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
operasional warung.
Pembelian kembali / berulang dari konsumen
juga wajib diperhatikan. Terakhir adalah subsidi silang keuntungan yagn juga
harus diperhatikan.
Peserta training juga harus bisa dengan baik
menetapkan harga. Berapa harga suatu abrang, berapa prosentasi keuntungan yang
akan diambil dan berapa berapa harga jual.
Besarnya prosentasi sebaiknya tetap
memperhatikan biaya operasional, harga dari pesaing sekitar dan kepuasan serta
harapan pelanggan, sehingga harga tetap kompetitif dan bersaing dengan keuntungan
maksimal.
Adalah penting, menurut pak Akmal dalam
presentasi luar biasanya, bahwa kelangsungan hidup suatu usaha ditandai dengan
transaksi yang berkelanjutan dengan memutarkan modal yang didapat, untuk itu
dibutuhkan pengelolaan yang baik.
Pengelolaan manajemen ritel yang baik
berdasarkan empat hal berikut, bisa disingkat menjadi 4M.
1. Mengelola persediaan
2. Mengelola Administrasi
3. Mengelola Warung
4. Melayani sepenuh hati.
Pengelolaan yang baik juga meliputi order
pemesanan barang, penataan barang, dan penanganan barang. Seorang pemilik
warung yang baik harus mengetahui barang apa saja
yang harus ada di warung, jumlah ketersediaan
agar tidak kurang dan tidak berlebih. Selain itu juga harus mengetahuai jadwal
kunjungan supplier / salesman. Pedagang yang baik juga harus mengetahui musim
yang sedang berjalan, minggu depannya, bulan depan, tahun depan, dan
seterusnya.
Dan terpenting adalah barang apa saja yang
dipesan, jumlahnya dan kapan akan dipesan.
Kemudian, pak Akmal menjelaskan, perlu dicatat
tentang pergerakan barang dagangan, ketersediaan barang, jadwal kunjungan sales
serta musim kondisi sekitar.
Masih banyak sekali pemilik warung yang tidak
tahu bagaimana menata barang.
Penataan barang, pak Akmal menjelaskan; Merek
sebaiknya menghadap ke depan dan usahakan tidak mendisplay barang yang sama.
Pemilik warung harus bisa menyusun dan mengatur barang agar terlihat penuh,
mengecek tanggal kadaluarsa. Barang yang dipajang juga harus terlihat oleh
pembeli, dan jangan lupakan tentang menjaga kerapian dalam penataan barang.
Pada training ini juga dijelaskan tentang
program yang dijalankan Alfamart guna menunjang keberhasilkan UMKM. Program
tersebut adalah SSP (Store Sales Point).
Program SSP (Store Sales Point) ini adalah
suatu program kemitraan dari Alfamart untuk pedagang/warung rombong dalam upaya
pemenuhan kebutuhan barang dagangan.
Program tersebut bertujuan untuk mengajak
pedagang kecil bekerja sama menggalakkan program pemerintah dalam pengembangan
UKM (Usaha kecil menengah). Program SSP juga bertujuan membangun ekonomi
Indonesia dari sektor riil dan secara langsung turun ke lapangan.
Singkatnya tujuan SSP adalah membantu pedagang
dalam memenuhi kebutuhan barang dagangan, mengelola warung dengan baik sehngga
dapat bersaing dengan pengusaha ritel lainya, memberikan harga yang terbaik,
dan memberikan produk dan jasa yang berkualitas.
Apa saja keuntungan jika menjadi member SSP?
Di antaranya adalah:
1. Mudah mendapatkan barang dagangan
2. Mendapatkan harga beli yang baik
3. Hemat waktu dan biaya berbelanja
4. Kualitas barang terjaga dan diantar tepat
waktu
5. Menambah pengetahuan dalam mengelola usaha
Pada sisi pemerintah, program SSP ini
menguntungkan pemerintah sebab membantu:
1. Mengalakkan program peduli UKM
2. Memperindah tata ruang kota
3. Meningkatkan pendapatan pajak daerah
4. Memperluas kesempatan kerja
5. Mengurangi angka pengangguran
6. Memperkaut perekonomian negara dengan
mengerahkan sektor riil.
Bagi supplier, keuntungan program SSP ini
adalah distribusi barang yang lebih cepat dan merata, efisiensi dan efektifitas
biaya pengiriman, promosi langsung dan
effektif ke konsumen, serta stabilitas harga jual produk ke konsumen.
Demikianlah apa yang bisa saya catat dari
keikutsertaan saya sebagai blogger di acara Pelatihan Manajeman Ritel Gratis
Bagi UMKM dari Alfamart.
Harapan saya tentu agar semua pelaku usaha
UMKM semakin meningkat baik kuantitas dan kualitasnya. Tentu ditunggu langkah
serupa dari perusahaan ritel lainnya, demi kebaikan perekonomian bangsa
Indonesia.
Salam blogger Karawang.
Indra, blogger penggila Android dan
perkembangan aplikasinya yang sedang belajar memahami perekonomian usaha kecil.
0 Komentar untuk "Pelatihan Manajemen Ritel Gratis Bagi UMKM dari Alfamart"